(Sumber : Dok pegiatdesa.com)
Pegiat Desa – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi pasca Hari Raya Idul Fitri
1446 H, Pemerintah Desa Candiwates menggelar acara Halal Bihalal yang
berlangsung meriah dan penuh kehangatan pada hari Selasa, 15 April 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen penting masyarakat dan
pemerintahan yang berada di wilayah Desa Candiwates.
Hadir dalam acara tersebut Pemerintah Desa Candiwates beserta seluruh perangkatnya, perwakilan dari Kecamatan Prigen, Polsek, Danramil, BPD dan anggota, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan desa, lembaga pendidikan, para kader desa, RT, RW, serta para Pendamping Desa. Kehadiran semua unsur ini menjadi simbol kuatnya persatuan dan semangat gotong royong yang masih melekat erat di tengah masyarakat Candiwates.
Sambutan Kepala Desa Candiwates
Dalam sambutannya, Kepala Desa Candiwates
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat
desa atas segala kekurangan dalam pelayanan dan kinerja pemerintahan desa
selama ini.
“Kami menyadari masih banyak hal yang perlu
kami benahi. Untuk itu, kami mohon maaf jika ada pelayanan yang belum maksimal.
Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas kerja demi kesejahteraan
warga,” ungkap beliau.
Sambutan Ketua BPD
Selanjutnya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) juga turut menyampaikan permohonan maaf serupa atas segala keterbatasan
dan kekurangan yang mungkin dirasakan masyarakat dalam peran dan fungsi
pengawasan yang diemban oleh BPD.
Sambutan Tokoh Masyarakat - Ustadz Nahwan
Mewakili masyarakat, Ustadz Nahwan memberikan
sambutan yang sarat makna. Beliau menjelaskan bahwa tradisi halal bihalal
merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang telah ada sejak tahun 1950-an.
Hal ini menjadi bukti kuat bahwa nilai-nilai silaturahmi dan saling memaafkan
telah tertanam dalam kehidupan masyarakat sejak lama.
“Hari raya adalah milik semua warga negara, baik muslim maupun non-muslim, karena itu dijadikan sebagai hari libur nasional agar semua dapat merasakannya,” ujar beliau.
Beliau juga menyampaikan pandangan menarik tentang tiga tipe masyarakat dalam memaknai halal bihalal:
- Mereka yang mau meminta maaf dan juga memaafkan.
- Mereka yang hanya mau memaafkan, tapi enggan meminta maaf.
- Mereka yang tidak mau meminta maaf dan juga tidak mau memaafkan.
Sambutan Perwakilan Kecamatan Prigen
Sementara itu, Sekretaris Camat (Sekcam)
Prigen hadir mewakili Camat yang berhalangan hadir karena ada kegiatan penting
lainnya. Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan permohonan maaf atas
segala kekurangan dalam pelayanan dari pihak kecamatan, dan berharap acara
halal bihalal ini membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Desa Candiwates.
Mauidotul Hasanah oleh KH. Muhammad Husain:
Jalan Menuju Surga
Acara dilanjutkan dengan tausiyah (mauidotul
hasanah) yang dibawakan oleh KH. Muhammad Husain. Dalam tausiyahnya, beliau
mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan momen Syawal sebagai titik balik
dalam memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas akhlak.
Beliau menguraikan empat ciri orang yang akan masuk surga:
- Wajah berseri-seri –
mencerminkan hati yang bahagia dan penuh ketulusan.
- Lisan yang baik –
senantiasa berkata lembut dan tidak menyakiti.
- Hati yang bersih –
bebas dari kebencian, iri, dan dendam.
- Tangan yang ringan untuk bersedekah – suka memberi dan menolong sesama.
Sebaliknya, beliau juga mengingatkan tentang empat
ciri orang yang akan masuk neraka:
- Wajah yang cemberut –
menandakan hati yang penuh kemarahan.
- Ucapan yang menyakitkan hati –
merendahkan orang lain.
- Hati yang keras –
tidak tergerak oleh kebaikan.
- Medit – enggan berbagi dan pelit dalam berbuat
baik.
Pesan-pesan ini menjadi renungan penting bagi seluruh hadirin untuk senantiasa memperbaiki diri dalam hubungan kepada Allah maupun sesama manusia.
Acara ditutup dengan doa bersama dan ramah
tamah yang berlangsung hangat dan penuh keakraban. Kegiatan halal bihalal tahun
ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi momentum
refleksi bersama untuk membangun Desa Candiwates yang lebih maju, harmonis, dan
penuh keberkahan.
Semangat gotong royong, saling memaafkan, dan
menjaga persaudaraan yang ditunjukkan dalam kegiatan ini menjadi fondasi kuat
dalam mewujudkan desa yang mandiri, berdaya, dan sejahtera.
0 Comments