Advertisement

Sosialisasi Penyakit TBC Desa Watuagung: Langkah Nyata Menuju Desa Sehat dan Bebas TBC


(Dok : Pegiatdesa.com)

Pegiat Desa – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit menular Tuberkulosis (TBC), Pemerintah Desa Watuagung, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, menggelar kegiatan Sosialisasi Penyakit TBC pada hari Kamis, 19 Juni 2025. Bertempat di Balai Desa Watuagung, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian pemerintah desa terhadap kesehatan warganya.

Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur penting baik dari tingkat desa maupun kecamatan. Tampak hadir Camat Prigen, dr. Siti Cholifah selaku Kepala UOBF Puskesmas Bulukandang, Kasi Trantib Kecamatan Prigen, Kepala Desa Watuagung beserta perangkat, para kader kesehatan desa, serta ketua RT dan RW setempat. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan bahwa penanggulangan TBC bukan hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan saja, tetapi perlu dilakukan secara gotong royong oleh seluruh elemen masyarakat.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh panitia pelaksana. Suasana berlangsung khidmat saat seluruh peserta berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang menjadi simbol semangat persatuan dan tekad untuk menciptakan masyarakat sehat dan kuat. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari para pejabat yang hadir.

 Sambutan Kepala Desa: Desa Bebas TBC adalah Tanggung Jawab Bersama

Dalam sambutannya, Kepala Desa Watuagung menyampaikan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap penyakit TBC, baik dari sisi gejala, cara penularan, pencegahan, hingga dampak jangka panjangnya.

“Kami berharap warga Desa Watuagung benar-benar memahami informasi yang disampaikan dalam sosialisasi ini. Dengan begitu, kita bisa mendeteksi secara dini, mencegah penularan, dan bersama-sama mengendalikan penyakit ini. Harapan kami, Desa Watuagung bisa bebas dari TBC dan menjadi desa yang sehat,” ujar beliau dengan penuh semangat.

 Sambutan Camat Prigen: Kesehatan Adalah Investasi Masa Depan

Sementara itu, Camat Prigen juga memberikan penekanan khusus dalam sambutannya. Menurutnya, pembangunan desa tidak hanya bisa diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari bagaimana perilaku warganya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam hal kesadaran akan kesehatan.

“Dana desa jangan hanya untuk membangun infrastruktur saja. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana dana desa juga digunakan untuk membangun kesadaran warga, termasuk dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Dari sosialisasi ini, saya harap muncul perubahan nyata dalam pola hidup masyarakat,” tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh peserta agar tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga menjadi penyampai informasi kepada warga lain di lingkungannya.

“Apa yang disampaikan oleh dr. Iva hari ini tolong dicatat, dipahami, dan disebarluaskan kepada tetangga dan keluarga masing-masing. Mari kita jaga diri dan jaga sesama,” tambahnya.

 Materi Sosialisasi oleh dr. Iva: Mengenal dan Mewaspadai TBC

Sesi inti dari kegiatan ini diisi oleh dr. Siti Cholifah (dr. Iva), yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Bulukandang. Dalam paparannya, dr. Iva menyampaikan berbagai hal penting terkait penyakit TBC. Mulai dari gejala awal TBC seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, berkeringat di malam hari, hingga penurunan berat badan yang drastis, hingga fakta-fakta penyebaran TBC yang masih tinggi di Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan.

Ia juga menjelaskan bahwa TBC bisa kambuh kembali apabila pengobatan tidak tuntas atau penderita tidak menjalani pola hidup sehat. Dr. Iva mengajak warga untuk tidak takut atau malu memeriksakan diri ke puskesmas jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan.

“TBC bisa disembuhkan. Tapi kuncinya adalah deteksi dini, pengobatan yang rutin dan tuntas, serta menjaga kebersihan lingkungan dan daya tahan tubuh. Jangan malu, jangan takut—lebih baik diperiksa sejak awal daripada terlambat,” tegasnya.

Materi sosialisasi berlangsung interaktif. Para peserta terlihat antusias, banyak yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan dr. Iva mengenai kondisi kesehatan mereka dan keluarga. Mulai dari pertanyaan soal penularan, hingga pengobatan dan langkah pencegahan TBC di lingkungan rumah.

Penutup: Sinergi Menuju Desa Sehat

Kegiatan ditutup dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan dan membawa informasi yang diperoleh hari ini ke tengah masyarakat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan warga desa, diharapkan Desa Watuagung bisa menjadi contoh desa yang tanggap dan sigap terhadap isu-isu kesehatan.

Kegiatan sosialisasi ini bukan hanya sekadar acara seremonial, namun menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan desa.

 

“Watuagung Sehat, Watuagung Kuat — Bersama Kita Wujudkan Desa Bebas TBC.”



Post a Comment

0 Comments